Selasa, 21 Juni 2011

Diameter Bumi dan Angkasa

Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).
(TQS. Ar-Rohman : 33)
Kata untuk menyebut diameter dalam bahasa Arab adalah “kutr”, yang bentuk jamaknya adalah “aktar”. Ini merujuk pada kenyataan bahwa langit dan bumi memiliki beberapa diameter. Bahasa Arab memiliki bentuk jamak khusus untuk mengungkapkan “dualitas”; kata “aktar” mengungkapkan sifat yang diperuntukkan untuk lebih dari satu atau dua. Kita harus berhati-hati pada kasus objek tiga dimensi; “diameter” hanya ada pada bentuk-bentuk bulat. Pada benda yang bulat sempurna, hanya ada satu diameter. Kita lihat ayat ini menggunakan bentuk jamak, yang jelas luar biasa.
Gambaran Umum

Ayat ini sangat penting karena ia merujuk pada struktur geodal bumi. Keraguan akan bentuk bulat bumi  dihalau oleh hukum gravitasi Newton (1642-1724). Sebelumnya diyakini bahwa manusia, makhluk hidup, dan lautan yang berada di bumi bagian bawah akan jatuh jika permukaan bumi ini bulat. Hokum Gravitasi Newton meyakinkan manusia bahwa kepercayaan mereka salah. Sanggahan akan bulatnya bumi akhirnya pupus, walau masih banyak orang yang berpegang pada keyakinan lama. Jika anda berbicara tentang “diameter-diameter” saja. Sebuah benda bulat hanya bisa memiliki satu diameter, tetapi dalam bulatan geodesic, yang merupakan bentuk bumi sebenarnya, ini mungkin.
Batas Semesta
Penyebutan “diameter-diameter langit dalam ayat itu juga penting. Sebelum manusia mengetahui ledakan besar pada masa awal masa dan alam semesta yang mengembang, banyak ilmuan mengira jagat raya ini tak terbatas.  Ruang angkasa terus-menerus mengembang dan bilamana ia mengembang, maka diameter yang baru dan lebih besar terbentuk. Bahkan, para ilmuan mengibaratkan angkasa luar sebagai balon yang sedang menggelembung, sejalan dengan pernyataan di dalam ayat di atas. Pengukuran yang dilakukan di berbagai titik luar angkasa akan memberikan hasil diameter yang berbeda-beda, karena pengukuran yang sudah dilakukan pun akan segera berubah. Penggunaan bentuk jamak untuk diameter langit sangat penting, karena terdapat lebih dari satu diameter dan karena konsep terbatasnya alam semesta digugurkan.

Sumbu khatulistiwa dan diameter di antara sumbu khatulistiwa adalah terpanjang, sementara diameter terpendek adalah di daerah kutub. Besar diameter lain berkisar di antara keduanya. Diameter yang diukur yang dari titik kutub hingga ujung atmosfer, dan diameter di antara keduanya, juga berbeda.

Marilah kita perhatikan satu hal ini. Dalam banyak terjemahan Al-Qur’an ada rujukan pada batas bumi dan langit, pada pinggiran, kontur, dan ujungnya, serta kata “diameter” dilewatkan. Memang, ujung-ujung diameter suatu area akan member kontur, batas, dan pinggiran area itu. Kita arahkan perrhatian para penerjemah pada hal ini.

0 komentar:

Posting Komentar