Rabu, 22 Juni 2011

Thariq bin Ziyad

Tariq bin Ziyad, dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Pada tanggal 29 April 711, pasukan tariq mendarat di Gibraltar (nama gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang artinya gunung Tariq). Setelah pendaratan, ia memerintahkan untuk membakar semua kapal dan berbicara di depan anak buahnya untuk membangkitkan semangat mereka.

Di awal penaklukan ini, Ia berhasil mengalahkan pasukan Raja Roderic dalam sebuah pertempuran efektif selama 8 hari,sangat singkat untuk penaklukan sebuah wilayah. Pertempuran itulah yang telah membawa kemenangan gemilang dan membuka pintu gerbang kejayaan Islam untuk masa waktu delapan abad lamanya.

Cerita penaklukan bermula ketika Julian gubernur Ceuta yang di bawah kekuasaan Spanyol memendam kebencian kepada Raja Roderic. Sang raja memperkosa anak perempuannya, Florinda, yang dikirim olehnya untuk menuntut ilmu kepadanya dan Julian bertekad membalas kebrutalan Roderic. Ia segera mendatangi gubernur Tangier, Jendral Tariq Ibn Ziyad, untuk meminta bantuan.Tariq waktu itu ditunjuk oleh gubernur Musa ibn Nusair dari penguasa dinasti Umayyah untuk kawasan kawasan Afrika Utara. Tariq merupakan orang Berber yang mendapat pangkat tertinggi dalam karir militer. Orang Berber atau bangsa Berber adalah etnis asli dari daerah Afrika Utara timur Lembah Nil.

Sebagai langkah awal pada 710 M Tariq mengutus anak buahnya, Tarif ibn Malik, bersama 400 tentaranya untuk mengadakan survei ke Andalusia. Sedangkan Julian membantu menyediakan 4 buah kapal untuk menyeberangi selat. Tempat dimana pasukan Tarif mendarat di Spanyol hingga sekarang dinamakan Tarifa. Letaknya di ujung selatan Spanyol berhadapan dengan wilayah Maroko.

Setelah kepulangan ekspedisi Tarif ke Maroko dan membawa kabar bahwa apa yang diceritakan Julian adalah benar, lalu Tariq menyiapkan pasukan untuk menyerang Andalusia. Perjalanan pasukan Tariq dimulai dari wilayah Ceuta kemudian menyeberangi selat yang hingga sekarang diberi nama selat Jabal al Tariq. Di sinilah base camp pasukan Tariq. Tempat inilah yang dikenal dengan nama Gibraltar, wilayah otonomi Inggris di semenanjung Iberia.

Kekuatan yang dibawa Tariq adalah pasukan berjumlah 12 ribu ribu orang dari bangsa Berber, yang merupaka bangsa nomaden, Setelah memeluk Islam , mereka meninggalkan kepercayaan animisme kemudian disebut dengan bangsa Moor atau Moro.

Kedatangan pasukan Tariq akhirnya diketahui oleh Gubernur Edeco yg wilayahnya berdekatan dengan Gibraltar. Sang Gubernur pun lalu segera memberitahu Roderic.

Mendengar invasi pasukan Tariq, Roderic segera menghadangnya dengan jumlah pasukan yang jauh lebih banyak, yaitu enam kali lipat dari jumlah pasuka Tariq. Melihat perbedaan jumlah yang sangat besar itu, untuk memompa semangat pasukannya, Tariq mengeluarkan pernyataan yang hingga kini diabadikan dalam buku-buku sejarah.

"Tidak ada jalan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian, Demi Allah, tidak ada yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran".

Setelah sebelumnya Tariq memerintahkan membakar semua kapal yang mereka bawa.

Seketika itu juga semangat pasukan Tariq membara dan maju untuk berperang berhadap-hadapan dengan pasukan Roderik. Pertempuran berlangsung sekitar satu minggu tanpa henti sehingga berakhir dengan kekalahan pasukan Roderic. Peperangan terjadi mulai tanggal 11 Juli-19 Juli 711,Ramadhan 92 H. Menjelang berakhirnya Bulan Suci, 28 Ramadhan, Roderic takluk.

Setelah berhasil mengalahkan Roderic di Rio Barbate, Tariq membagi pasukannya menjadi 3 kesatuan untuk menyebar ke penjuru semenanjung. Tariq dan pasukan terus melanjutkan penaklukan ke Toledo yang menjadi pusat kerajaan Roderic. Sedangkan Mughith al-Rumi yang memimpin kavaleri pasukan Tariq, menuju Cordoba dengan membawa 700 pasukan berkuda. Tariq kemudian menyusul ke Cordoba dan menulis surat ke Musa ibn Nusair mengenai keberhasilan penaklukan Andalusia.

Musa memberitakan kemenangan itu kepada Kalifah Walid di Damaskus dan melukiskannya sebagai kemenangan yang luar biasa dan agung.

Gubernur Musa ibn Nusair menyusulnya tahun 712M disertai 18 ribu pasukan,Pertemuan antara Tariq dan Musa terjadi di Talavera dekat Toledo.

Wilayah yang ditaklukkan pasukan Islam hinga tahun 721 meliputi seluruh semenanjung Iberia dan sebagian wilayah Perancis bagian selatan. Setelah itu, Tariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum akhirnya dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang berhasil dikobarkan oleh Tariq dimana dia memerintahkan untuk membakar semua kapal sehingga tidak ada jalan untuk melarikan diri selain bertempur habis-habisan melawan musuh sampai meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di masanya. 

0 komentar:

Posting Komentar